Perjuangan Asep Sukohar, Penemu Anti Kanker pada Kopi Lampung

Perjuangan Asep Sukohar, Penemu Anti Kanker pada Kopi Lampung Source Picture : Radar Lampung

 

Habis Uang, Stres, sampai Diare Berat
Butuh usaha luar biasa untuk menghasilkan karya yang luar biasa. Seperti dilakukan Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung itu menemukan bahan alami untuk melawan keganasan kanker hati: kopi robusta Lampung!

Laporan Anggi Rhaisa, BANDARLAMPUNG

JIKA dibanding penelitian luar biasa lainnya, proses Asep Sukohar menemukan formula alami itu memang tergolong cepat, hanya dalam hitungan bulan. Ia berkutat dengan kopi robusta dari Januari hingga Oktober 2011.

Dia menganalisis dua senyawa yakni kafein dan asam klorogenat serta melakukan 100 lembar analisis dengan biaya tak sedikit, mencapai Rp100 juta. Semua itu ia rogoh dari kocek sendiri.

Identifikasi ia lakukan di Laboratorium Pascasarjana MIPA Universitas Padjajaran dengan bantuan Kepala Laboratorium Dr. Didik Kurnia, M.Si. Sementara proses analisis di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Penelitiannya pada awalnya memang telah menunjukkan hasil positif. Tak heran jika ia penasaran untuk menemukan formula yang lebih pasti. ’’Saya ingin mendapatkan gen mirna 146A, yang berfungsi mendeteksi kanker hati sejak dini,’’ urai sekretaris IDI Bandarlampung itu kemarin.

Ia menggunakan banyak metode hingga akhirnya menemukan jalan untuk melanjutkan penelitian Mirna 146 A di RS Kanker Dharmais Jakarta. Ia mendapat bantuan PT Sciencewerke dari Singapura.

Asep akhirnya mendapat pendampingan dari peneliti level expert, yang tak lain adalah Direktur PT Sciencewerke wilayah Asia, Dodi Hidayat. ’’Persisnya pada 21 Juli 2012, Pak Dodi ke RS Dharmais untuk mendampingi saya,’’ ujar Kepala Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Unila ini.

Untuk mewujudkan mimpi besarnya itu, ia sampai sering menghabiskan waktu di rumah sakit tersebut. ’’Sampai membawa kasur untuk alas tidur yang seadanya,’’ kenang Tim ETICO Medicolegal FK Unila tersebut.

    Pria yang pernah mendapat hibah dari Dikti S3 ke Italia ini mengingat, saat itu juga bertepatan dengan bulan puasa. Terkadang ia sampai terlambat berbuka dan beberapa kali tidak sahur karena kelelahan.

    Stres tinggi juga memicu diare berat. Namun, ia bersyukur tahapan demi tahapan dan tantangan demi tantangan akhirnya terlampaui. ’’Ini berkat doa istri, dan ketiga anak saya, serta keluarga,’’ puji Ketua Tim Verifikasi Dosen Unila tersebut.

Baru-baru ini jerih payahnya itu meraih juara pertama karya ilmiah nasional dalam acara memperingati 100 tahun pendidikan kedokteran Indonesia. Acara dihelat di FK Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, 17–18 Oktober 2013.

Asep mengangkat penelitiannya tersebut yang ia beri judul Peran Anti Kanker Asam Klorogenat Kopi Robusta Lampung terhadap Kanker Hepatoseluler dengan Model Cell Lines Hep-G2.

    Penelitian tersebut merupakan pendahuluan disertasi S-3 yang sebagian didanai proyek Health Professional Education Quality (HPEQ) pada 2012 dengan nomor kontrak 3861/UN26/KU/2012 tertanggal 29 Agustus 2012.

Menurutnya, acara di Unair itu diikuti 125 peserta dari seluruh FK Indonesia. Termasuk UI, Unpad, UGM, Airlangga, dan FK lainnya. Setiap presentan diberikan waktu 7 menit untuk presentasi, 10 menit tanya-jawab, dan kemudian dinilai oleh tiga orang reviewer.

    ’’Tak saya bayangkan sebelumnya hasil penelitian saya menjadi juara pertama. Terima kasih Ya Allah telah memberikan penghargaan tersebut kepada saya,’’ syukurnya. Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia itu berharap, penelitiannya dapat dikembangkan untuk kemaslahatan manusia.

Sumber : Radar Lampung

Rudy Sugiyono

About the Author

Rudy Sugiyono


Comments

    • Belum ada komentar pada artikel ini...