Masyarakat Melinting dan Tariannya

Masyarakat Melinting dan Tariannya Source Picture : google.com
 
Melinting adalah sebuah nama kekuasaan di daerah lampung timur yang dikenal dengan keratuan melintingnya. Melinting meliputi 7 desa kekuasaan yaitu: Meringai, Tanjung Aji, Tebing, Wana, Nibung, Pempen dan Negri Agung.Masyarakat Melinting memegang teguh 5 prinsip hidup. Atau yang biasa di kenal dengan “Pi’il Pesenggiri”.
 
Apasih budaya Pi'il Pesenggiri?
Budaya Pi'il Pesenggiri merupakan pandangan hidup yang mempertahankan Harga Diri yang ditunjang oleh unsur-unsur berupa prinsip hidup. Yaitu, bernama baik dan bergelar terhormat (Bejuluk Beadek), sikap prilaku suka bertamu dan memberi (Nemui Nyimah), Suka bergaul dan bersahabat (Nengah Nyapur), serta suka tolong menolong dan bergotong royong (sakai sambaian).
 
Selain budaya adat, melinting mempunyai tarian kesenian yang khas. Kira-kira apa ya?? 
Melinting punya Tarian melinting, yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai tarian khas dari daerah lampung yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
 
Yuk, segera kita bahas!
 
'Kesenian Melinting' Merupakan bentuk seni yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Melinting, 'Lampung Timur'. Awalnya kesenian ini khusus diperuntukan bagi keluarga Ratu Melinting dan hanya dipertunjukan bagi keratuan dan keturunan Raja saja. Namun, seiring berjalannya waktu tari kesenian Melinting ini mengalami banyak perubahan dan kini menjadi milik masyarakat luas.
 
Tari Melinting ini diciptakan oleh Ratu Melinting pada abad 16 yg bergelar "Pangeran Penembahan Mas" dan disempurnakan tahun 1958.
 
Tari Melinting sendiri menggambarkan tentang Keperkasaan dan Keagungan Ratu Melinting. Di awal keberadaannya, tarian Melinting ini hanya di pentaskan untuk Upacara (Gawi Adat) yang di adakan di Sesat/Balai adat saja. Kini, dalam perkembangannya tari Melinting dipentaskan di lapangan terbuka dan dipertunjukan untuk umum. Tari Melinting ini juga biasa digunakan utk penyambutan Tamu Agung yg datang ke daerah Lampung. Bahkan tari Melinting telah banyak mendapat kesempatan untuk dipentaskan mengisi acara atau upacara-upacara penting di Indonesia.
 
Eka Riyani

About the Author

Eka Riyani


Comments

    • Belum ada komentar pada artikel ini...